
Tanggamus, IndoswaraNews.com – Angin malam menyusup pelan di sepanjang Jalan Lintas Barat (Jalinbar) wilayah Gisting menuju Wonosobo. Di tengah sunyinya jalanan, suara deru sepeda motor dan lampu rotator merah-biru memecah keheningan. Itulah iring-iringan Tim Patroli Perintis Presisi Polres Tanggamus yang bergerak dalam senyap namun pasti.
Malam itu, Senin (2/6), menjelang pergantian hari, bukan waktu istirahat bagi tim yang dipimpin Kasubnit Aiptu Budi Suwarso. Tepat pukul 23.00 WIB, sebanyak 13 personel dari satuan gabungan telah bersiaga. Dengan kendaraan dinas dan perlengkapan lengkap, mereka bersiap menyisir titik-titik rawan kriminalitas.
Patroli ini bukan sekadar rutinitas. Sejak dibentuk oleh Kapolres Tanggamus AKBP Rahmad Sujatmiko, Tim Perintis Presisi menjadi simbol komitmen kepolisian dalam menjaga denyut keamanan masyarakat.
“Fokus kami mencegah potensi kejahatan jalanan. Mulai dari curas, curat, curanmor, hingga balap liar dan gangguan geng motor,” jelas Kasat Samapta AKP Mardiyono, saat ditemui di sela patroli.
Patroli dilakukan dengan metode hunting—yakni mobilitas tinggi, berpindah dari satu titik strategis ke titik lain—dipadukan dengan pendekatan dialogis kepada warga yang masih beraktivitas atau sekadar nongkrong di pinggir jalan.
Di satu titik di kawasan Kota Agung, tim berhenti sejenak. Beberapa pemuda yang berkumpul ditegur secara humanis. Bukannya dicurigai, mereka justru disapa dan diingatkan agar tak larut dalam aktivitas yang dapat memicu keresahan warga. “Kami bukan menakuti, kami hadir agar mereka merasa aman,” ujar seorang anggota patroli.
Malam bergulir hingga dini hari, dan situasi tetap terkendali. Tidak ada kejadian menonjol. Semua titik yang disusuri berada dalam kondisi aman dan kondusif. Tetapi bukan berarti personel mengendurkan kewaspadaan.
“Ini bukan sekali jalan. Patroli seperti ini menjadi agenda rutin, karena keamanan harus dijaga secara berkelanjutan,” tandas AKP Mardiyono.
Hingga jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB, rombongan pun perlahan kembali ke markas. Tugas malam mereka selesai—untuk sementara. Namun jejak patroli yang ditinggalkan menyiratkan satu pesan: bahwa di setiap jengkal malam di Tanggamus, ada mereka yang berjaga, agar warga bisa tidur tanpa rasa was-was. (Asis)